Semua makhluk tidak ada yang sempurna di ciptakan oleh sang kholiq....walau begitu kita harus berusaha menjadi yang terbaik di Sisi-Nya.......................................................................................................................................

Senin, 29 Oktober 2012

Belajar Animasi sederhana


Makalah Tentang Pengamen Jalanan

BAB I
PENDAHULUAN
            Sebelum terlalu jauh menjabarkan tentang Kehidupan anak jalanan kami ingin memberitahukan tentang latar belakang,tujuan pembuatan makalah, dan sistematika. Agar pembaca tahu tujuan dibuatnya makalah ini. Kami hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, untuk itu jika ada kesalahan kata dari pengetikan makalah ini mohon di maklum.

1.1  Latar Belakang
Salah satu permasalahan sosial yang ada di Indonesia yaitu semakin meningkatnya jumlah masyarakat miskin di negara ini. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya jumlah pengemis atau pengamen jalanan, terutama di ibukota Jakarta. Pengamen jalanan timbul akibat adanya kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di kota ini.
Sesuai dengan tema yang telah ditentukan dari dosen, tim kami mendapat topik ”Kehidupan Anak Jalanan.” Dalam menjalankan observasi dan wawancara untuk makalah ini, kami memilih untuk berfokus pada pengamen jalanan di bawah umur, karena tim kami memiliki keprihatinan khusus terhadap pekerja anak.
Anak adalah harapan masa depan suatu bangsa, tunas yang berpotensi membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik atau bisa juga lebih buruk. Maka dari itu, amat miris rasanya melihat anak-anak yang hidup mengamen di jalanan, bukannya bersekolah. Rasanya lebih menyedihkan daripada melihat orang dewasa yang melakukan pekerjaan serupa. Oleh karena itu tim kami melakukan observasi dan wawancara terhadap salah satu pengamen.

1.2  Tujuan Penelitian
Sebelum membahas permasalahan tersebut diatas maka kami memepunyai tujuan dalam membuat makalah ini sebagai berikut :
·         Ingin mengetahui tentang kehidupan anak jalanan khususnya pengamen.
·         Ingin mengetahui mengapa mereka harus mencari nafkah seperti itu.
·         Ingin memberi sousi kepada mereka tentang kehidupan yang sebernarnya harus mereka lakukan.

1.3  Sistematika Penelitian
Dalam mengerjakan maklah ini kami mempunyai (3) Bab untuk mempermudah dalam pengerjaan maklah ini dan terdiri dari beberapa sub diantaranya :

BAB I PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang Masalah
1.2   Tujuan Penelitian
1.3   Sistematika Pembahasan

BAB II PEMBAHASAN MASALAH
2.1 Teori Kemiskinan
2.2 Macam & Jenis-Jenis Pengamen Jalanan / Artis Penghibur Jalanan
2.3 Pengamen Jalanan juga Target Operasi Street Crime
2.4 Anak Jalanan, Anak Bangsa
2.5 Metode pnelitian
            2.5.1 Observasi
            2.5.2 Wawancara

BAB III PENUTUP
            3.1 Kesimpulan
            3.2 Saran-saran

Daftar Fustaka


BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

            Dalam bab ini kami akan membahas tentang kehidupan anak jalanan khususnya pengamen jalanan secara rinci agar kami dapat mengetahui bagai mana sebenarnya kehidupan di jalanan. Dalam bab ini kami juga melakukan observasi ke jalan dan mewawancarai pengamen jalanan.

2.1 Teori Kemiskinan
Istilah kemiskinan muncul ketika seseorang atau sekelompok orang tidak mampu mencukupi kebutuhan minimal dari standar hidup tertentu. Konsep tentang kemiskinan itu sendiri menurut Suparlan (1995: xi) kemiskinan dapat didefinisikan sebagai suatu standard tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau golongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan umum yang berlaku dalam masyarakat bersangkutan. Standar kehidupan yang rendah ini secara tidak langsung berpengaruh pada tingkat kesehatan, kehidupan moral dan rasa harga diri mereka yang tergolong orang miskin.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (1993: 3) juga menjelaskan kemiskinan adalah situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena dikehendaki oleh si miskin, melainkan karena tidak dapat dihindari dengan kekuatan yang ada padanya. Pendapat lain dikemukakan oleh Ala dalam Setyawan (2001: 120) yang menyatakan kemiskinan adalah adanya gap atau jurang antara nilai-nilai utama yang diakumulasikan dengan pemenuhan kebutuhan akan nilai-nilai tersebut secara layak. Ada lima ketidak beruntungan yang melingkari kehidupan orang atau keluarga miskin menurut Chambers dalam Ala (1996: 18) yaitu:
1. Kemiskinan (poverty)
2. Fisik yang lemah (physical weakness)
3. Kerentanan (Vulnerability)
4. Keterisolasian (isolation)
5. Ketidak berdayaan (powerlessness)
Kelima hal diatas merupakan kondisi yang ada pada masyarakat miskin di negara berkembang seperti Indonesia. Penyebab kemiskinan itu sendiri bersifat dinamis, maka ia akan senantiasa berkembang mengikuti dinamika kehidupan sosial manusia. Kemiskinan yang dihadapi oleh setiap generasi manusia pasti berbeda. Semakin tinggi taraf kehidupan suatu masyarakat, maka semakin kompleks pula permasalahan kemiskinan yang mengelilingi mereka. Karena itu, pemaknaan kemiskinan mengalami perubahan di setiap saat dan setiap tempat.
Sebab-sebab kemiskinan itu sendiri menurut Sen dalam Ismawan (2003: 102) bahwa penyebab kemiskinan dan keterbelakangan adalah persoalan aksesibilitas. Akibat keterbatasan dan ketertiadaan akses maka manusia mempunyai keterbatasan pilihan untuk mengembangkan hidupnya, kecuali menjalankan apa yang terpaksa saat ini dilakukan bukan apa yang seharusnya dilakukan, akibatnya potensi manusia untuk mengembangkan hidupnya manjadi terhambat. Itu semua bisa kita lihat bahwa semakin banyak jumlah para pengamen jalanan yang diorganisir oleh pihak tertentu yang memaksa mereka untuk bekerja seperti itu karena mereka juga tidak punya pilihan lain untuk mendapatkan uang. Penyebab lain menurut Kuncoro (2000: 107) mencakup tiga aspek, yaitu :
1. Secara mikro kemiskinan minimal karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah.
2. Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya yang rendah berarti produktivitasnya rendah. Rendahnya kualitas sumber daya ini karena rendahnya pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi atau karena keturunan.
3. Kemiskinan muncuk akibat perbedaan akses dalam modal.
Ketiga penyebab kemiskinan ini bermuara pada teori lingkaran setan kemiskinan (vicious circle poverty). Adanya keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya produktivitas sehingga mengakibatkan rendahnya pendapatan yang diterima. Rendahnya pendapatan akan mempengaruhi rendahnya tabungan dan investasi yang berakibat pada keterbelakangan.

2.2 Macam & Jenis-Jenis Pengamen Jalanan / Artis Penghibur Jalanan
Seperti kita tahu bahwa salah satu rofesi yang paling favorit dijalankan oleh orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap adalah menjadi pengamen baik secara sendiri-sendiri maupun berkelompok. Mengamen tidak harus bernyanyi tetapi juga bisa hanya memainkan alat musik atau hanya bertugas menarik uang receh dari pendengar ngamenan.
Pengamen ada di mana-mana mulai di perempatan jalan raya, di dalam bis kota, di rumah makan, di ruko, di perumahan, di kampung, di pasar, dan lain sebagainya. Penampilan pengamen pun macam-macam juga mulai dari tampilan yang biasa saja sampai penampilan banci / bencong, anak punk, preman, pakaian muslim, pakaian pengemis, pakaian seksi nan minim, dsb.
Pengamen terkadang sangat mengganggu ketenangan kita akan tetapi mau bagaimana lagi. Jika mereka tidak mengamen mereka mau makan apa dan daripada mereka melakukan kejahatan lebih baik mengamen secara baik-baik walawpun mengganggu.



Berikut ini adalah macam-macam / jenis-jenis pengamen :
1. Pengamen Baik
Pengamen yang baik adalah pengamen profesional yang memiliki kemampuan musikalitas yang mampu menghibur sebagian besar pendengarnya. Para pendengar pun merasa terhibur dengan ngamenan pengamen yang baik sehingga mereka tidak sungkan untuk memberi uang receh maupun uang besar untuk pengamen jenis ini. Pengamen ini pun sopan dan tidak memaksa dalam meminta uang.
2. Pengamen Tidak Baik
Pengamen yang tidak baik yaitu merupakan pengamen yang permainan musiknya tidak enak di dengar oleh para pendengarnya namun pengamen ini umumnya sopan dan tidak memaksa para pendengar untuk memberikan sejumlah uang. Tetapi ada juga yang menyindir atau mengeluh langsung ke pendengarnya jika tidak mendapatkan uang seperti yang diharapkan.
3. Pengamen Pengemis
Pengamen ini tidak memiliki musikalitas sama sekali dan permainan musik maupun vokal pun ngawur seenak udel sendiri. Setelah mengamen mereka tetap menarik uang receh dari para pendengarnya. Dibanding mengamen mereka lebih mirip pengemis karena hanya bermodal dengakul dan nekat saja dalam mengamen serta hanya berbekal belas kasihan orang lain dalam mencari uang.
4. Pengamen Pemalak / Penebar Teror
Pengamen yang satu ini adalah pengamen yang lebih suka melakukan teror kepada para pendengarnya sehingga para pendengar merasa lebih memberikan uang receh daripada mereka diapa-apakan oleh pengamen tukang palak tersebut. Mereka tidak hanya menyanyi tetapi kadang hanya membacakan puisi-puisi yang menebar teror dengan pembawaan yang meneror kepada para pendengar. Pengamen jenis ini biasanya akan memaksa diberi uang dari tiap pendengar dengan modal teror. Pengamen ini layak dilaporkan ke polisi dengan perbuatan tidak menyenangkan di depan umum.
Gambar 1.
5. Pengemen Penjahat
Pengamen yang penjahat adalah pengamen yang tidak hanya mengamen tetapi juga melakukan tindakan kejahatan seperti sambil mencopet, sambil nodong, menganiaya orang lain, melecehkan orang lain, dan lain sebagainya. Kalau menemukan pengamen jenis ini jangan ragu untuk melaporkan mereka ke polisi agar modus mereka tidak ditiru orang lain.
6. Pengamen Cilik / Anak-Anak
Pengamen jenis ini ada yang bagus tetapi ada juga yang sangat tidak enak untuk didengar. Yang tidak enak didengar inilah yang lebih condong mengemis dari pada mengamen. Akan tetapi bagaimanapun juga mereka hanya anak-anak bocah cilik yang menjadi korban situasi dari orang-orang jahat dan tidak kreatif di sekitarnya. Pengamen anak ini ias dipaksa menjadi pengamen oleh orang tua, oleh preman, dsb namun juga ada yang atas kemauan sendiri dengan berbagai motif. Sebaiknya JANGAN DIBERI UANG agar tidak ada anak-anak yang menjadi pengamen. Mereka seharusnya tidak berada di jalanan.
Gambar 2.



2.3 Pengamen Jalanan juga Target Operasi Street Crime
Para pengamen ini biasanya melakukan kegiatanya dengan menyasar para pelanggan rumah-rumah makan maupun warung-warung tenda di pinggiran jalan. ''Mereka mengamen tapi jangan sampai menekan (memaksa) kepada pelanggan meski hanya seribu atau dua ribu rupiah saja,'' jelasnya.
Keberadaan pengamen memang dinilai cukup meresahkan masyarakat, pasalnya mereka bisa meminta uang pada orang (pelanggan) yang sama hingga tiga sampai empat kali meski personilnya (pengamen) beda tetapi alat musik yang mereka gunakan masih sama.
''Kadang kita sadari bahwa saat kita makan hingga satu jam bisa saja 3-4 kali dengan gitar yang sama hanya personilnya beda. Ini yang akan menjadi target kita,'' ujar Kombes Zulkarnain Adinegara.
Aktifitas para pengamen itu bisanya dilakukan pada malam hari sehingga terkadang lepas dari jangkuan operasi kepolisian.
Pada gelaran operasi yang bertujuan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat itu dilaksanakan di seluruh Indonesia. Operasi tersebut menargetkan tempat-tempat yang dianggap rawan kejahatan seperti kawasan pusat-pusat perbelanjaan, tempat sepi, lampu merah, dll.

2.4 Anak Jalanan, Anak Bangsa
Saat ini, permasalahan terkait anak semakin banyak dan beragam. Indikasinya adalah semakin banyaknya anak-anak terlantar dan yatim-piatu yang tidak terurus, pemberdayaan anak-anak yang tidak pada tempatnya seperti dipekerjakan dengan waktu kerja yang sangat keterlaluan dan gaji yang tidak masuk akal, dsb. Sedangkan kita semua mengetahui bahwa kehidupan anak-anak seharusnya diisi dengan bermain, belajar, dan bersuka ria. Begitu juga dengan permasalahan anak jalanan di perkotaan merupakan suatu hal yang dianggap wajar oleh masyarakat, padahal hal ini seharusnya merupakan suatu hal yang tidak wajar terjadi. Permasalahan anak jalanan merupakan salah satu dampak dari kurangnya kesadaran dan kepedulian sosial di masyarakat terhadap kondisi anak-anak.
Undang-undang dasar mengatur bahwa Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara (pasal 34 ayat 1), namun kenyataannya kemampuan pemerintah tidak sebanding dengan meningkatnya permasalahan anak, baik secara kuantitas maupun kualitas. Jumlah anak terlantar (dimana anak jalanan termasuk didalamnya) cenderung semakin meningkat, seiring dengan permasalahan kemiskinan yang belum dapat diatasi. Data PUSDATIN tahun 2006 menunjukkan bahwa anak terlantar di Indonesia mencapai 2.815.383 jiwa. Karena keterbatasan pemerintah itulah, peran aktif dari masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan ini sangat dibutuhkan.
Apa yang dapat dilakukan masyarakat terkait anak jalanan tersebut? Pada dasarnya, kebutuhan individu dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yaitu kebutuhan fisiologis dan psikologis (Cole dan Bruce, 1959). Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan primer seperti makan, minum, tidur, seksual, atau perlindungan diri. Sedangkan kebutuhan psikologis yang disebut juga kebutuhan sekunder dapat mencakup kebutuhan untuk mengembangkan kepribadian seseorang, contohnya adalah kebutuhan untuk dicintai, kebutuhan mengaktualisasikan diri, atau kebutuhan untuk memiliki sesuatu, di mana kebutuhan psikologis tersebut bersifat lebih rumit dan sulit diidentifikasi segera.
Begitu juga dengan anak jalanan tersebut, untuk dapat memupuk harga diri, perilaku dan aktualisasi dirinya, pertimbangan mengenai keunggulan dan kelemahan serta kebutuhan anak jalanan tersebut perlu dilakukan.
Begitu juga dengan kondisi anak-anak jalanan (ANJAL) yang berada di sekitar pasar Ciroyom Bandung ini. Begitu banyak orang yang menilai negatif terhadap ANJAL tanpa mengetahui kondisi ANJAL tersebut dengan sesungguhnya. Mengelem, meminta-minta memang dianggap hina oleh masyarakat sekitar, bahkan oleh kaum terdidik seperti mahasiswa juga menganggap hal itu adalah perbuatan hina. Namun apakah kita mengetahui apa penyebab mereka melakukan perbuatan hina tersebut secara langsung? Pasti kebanyakan dari kita hanya berasumsi tanpa terjun secara langsung untuk mencari tahu penyebab mereka melakukan hal ini. Dengan menumbuhkan dan menunjukkan sedikit rasa kepedulian kita dengan cara mencari informasi mengenai kondisi anak jalanan itu dapat memberikan kontribusi dalam perubahan perilaku anak jalanan tersebut.
Sebagai contoh, di Rumah Belajar  Sahabat Anak Jalanan Ciroyom, para anak jalanan mendapatkan sedikit rasa kepedulian dari berbagai macam relawan yang datang dan pergi. Rasa kepedulian itu bermacam-macam bentuknya, ada yang mengajak mereka menggambar bersama, ada yang mengajarkan baca tulis dan berhitung, ada yang mengajak mereka jalan-jalan dan bahkan ada yang rela menginap barsama mereka untuk menunjukkan kepedulian mereka. Mungkin tidak semua orang sudah memiliki sekaligus merealisasikan rasa kepedulian mereka seperti yang diatas. Untuk mulai menumbuhkan rasa kepedulian dan merealisasikannya membutuhkan niat yang begitu luar biasa pada awalnya. Coba kita pikirkan, waktu kita dalam sehari ada 24 jam, tidak bisakah kita luangkan waktu kita lima menit dalam satu hari untuk menyapa dan menanyakan kabar mereka, atau mungkin setengah jam dalam sehari untuk mengajarkan arti dan makna hidup ini.
Saat ini, permasalahan terkait anak semakin banyak dan beragam. Indikasinya adalah semakin banyaknya anak-anak terlantar dan yatim-piatu yang tidak terurus, pemberdayaan anak-anak yang tidak pada tempatnya seperti dipekerjakan dengan waktu kerja yang sangat keterlaluan dan gaji yang tidak masuk akal, dsb.
Sedangkan kita semua mengetahui bahwa kehidupan anak-anak seharusnya diisi dengan bermain, belajar, dan bersuka ria. Begitu juga dengan permasalahan anak jalanan di perkotaan merupakan suatu hal yang dianggap wajar oleh masyarakat, padahal hal ini seharusnya merupakan suatu hal yang tidak wajar terjadi. Permasalahan anak jalanan merupakan salah satu dampak dari kurangnya kesadaran dan kepedulian sosial di masyarakat terhadap kondisi anak-anak.
coba bayangkan ketika kita dilahirkan kedunia dalam kehidupan serba pas-pasan dan miskin apakah kita menyalahkan kedua orang tua kita? disini saya melihat banyak hal yang sangat berbeda. setiap hari saya berangkat san pulang kekantor tempat saya bekerja dengan kereta api jurusan bojong gede jakarta-kota saya melihat banyak sekali anak-anak jalanan atau terlantar mengais rejeki dikereta apai ekonomi mulai pagi hingga petang bahkan kadang malam hari saat mereka harus istirahat mereka masih terus berjuang untuk hidup dimanakah peran pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan di Ibukota Jakarta ini apakah pemerintah daerah maupun pemerintah pusat sudah benar-benar mengentaskan kemiskinan yang saat mereka berjanji untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
Apakah sudah terealisasi dengan benar coba lihat seorang ibu hamil masih mengais rejeki untuk biaya persalinan anak-anak yang mengamen untuk sekedar mencari sebungkus nasi untuk makan hari ini para tuna netra yang dilepas setelah selesai dibina dari panti-panti untuk mencari makan di kereta coba bayangkan ini hanya sedikit dari kemiskinan di ibu kota masih ada lagi para gadis belia menjajakan diri dipinggiran Ibukota untuk bisa bertahan hidup hal ini sangat terasa kalau hidup ini adalah perjuangan namum bagaimana dengan tanggungjawab pemerintah apakah hal ini terus akan berjalan sesuai dengan kodrat masing-masing manusia coba bayangkan bila nasib kita sama dengan mereka.

2.5 Metode Penelitian
            Dalam hal ini kami pelakukan penelitian tentang kehidupn ananak jalanan atan ANJAL dengan cara riset lapangan,  atau dengan melakukan observasi, wawancara, dan kkepustakaan. Agar kami mendapat pengetahuan yang lebiih dalam membuat makalah ini.

2.5.1 Observasi
            Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung kelokasi, agar data-data yang diharapkan benar-benar obyektif. Artinya data yang di ambil tidak di buat-buat. Obyek pengamatannya adalah Ingin mengetahui mengapa para pengamen itu lebih memilih hidup di jalanan.

2.5.2 Wawancara
            Kami melakukan wawancara kepada sekelompok pengamen yang berada di terminal cimone tangerang karena kami ingin mengetahui secara langsung bagaimana sebenarnya pengamen jalanan itu lebih memilih hidup di jalanan. Wawancara ini di lakukan pada waktu minggu malam tanggal 03 April 2011 jam 20:40 WIB.
            Adapun hasil wawancara yang kami lakukan kepada para pengamen jalanana adalah sebagai berikut :
Peneliti                       : “Permisi de”.
Pengamen                  : “Iya, ada apa ya?”.
Peneliti                       : “kami mau tanya-tanya tentang kehidupan kalian disini ”.
Pengamen                  : “Buat apa ya klo gw boleh tau ?”.
Peneliti                       : “untuk membuat makalah tentang kehidupan anak jananan”.
Pengamen                  : “Owh..gitu?   Boleh ja”.
Peneliti                       : “ya,,Kalau gitu kenapa kalian ini semua mau tinggal di
jalanan?”.
Pengamen                  : “Enak si bang soalnya bisa lebih bebas aja”.
Peneliti                       : “Bebas gimana maksudnya ?”.
Pengamen                  : “ya enak ja kalau mau kemana mana ga ada yang ngatur”.
Peneliti                       : “Mangnya tidak cape jadi pengamen jalanan ?”.
Pengamen                  : “ya mau gimana lagi, mo cari kerjaan yang laen juga susah”.
Peneliti                       : “Owy,,ni ade-adenya masi pada sekolah ga ?”.
Pengamen                  : “Sebagian ada yang sekolah tapi banyakan yang ga sekolah”.
Peneliti                       : “kenapa ga pada sekolah ?”.
Pengamen                  : “Enakan ngamen Bang bisa dapet duit dari pada sekolah”.
Peneliti                       : “Emangnya kalian mau jadi pengamen terus, pasti kalia
Juga maukan ada perubahan dalam hidup kalian ?”.
Pengamen                  : “Iya lah kami juga kepengen berobah dan mau mempunyai
Keluarga (menikah), kalo Cuma gina aja kasihan nantinya kaluarga gw”.
Peneliti                       : “Owh,,,Punya Cw juga ni ?..Tapi orang tu Cw Elu tau ga kalau
                                    Kalian ini pengamen jalanan?”.
Pengamen                  : “Iya lah..Hehe..,Orangtuanya Cw gw ga tau kalau gw tu
Seorang pengamen jalanan, tapi kalau Cw gw si dia tau kalau gw tu hidup di jalanan dan seorang pengamen jalanan tapi dia tetep cinta Za ma gw”.
Peneliti                       : “Owy,,Uda berapa lama kalian jadi pengamen di sini ?”.
Pengamen                  : “Wah udah lama Bang,,Dari kecil kita udah di jalanan”.
Peneliti                       : “Di sini kalian kalau tidur dimana ?”.
Pengamen                  : “Di sini aja di terminal, ya paling di kursi-kursi kami
tidurnya”.
Peneliti                       : “Ni kalian asalnya pada dari mana aja, apa jangan-jangan
warga sini ya ?”.
Pengamen                  : “kami beda-deda asalnya ada yang dari Bogor, Purwokerto
dan lain sebagainya.”
Peneliti                       : “Orang tua kalian tau ga kalau kalian tu disini kerjaanya
ngamen ?”.
Pengamen                  : “Orang tua gw ga tau bang kalo gw disini tu ngamen meraka
taunya gw tu kerja ja di jakarta”.
Peneliti                       : “Pandangan kalian terhadap masyarakat gimana soalnya
kebanyakan masyarakat bilang kalau keadaan kalian ni sudah meresahkan masyarakat ?”.
Pengamen                  : “Masyarakatnya aja yang berfikiran kaya gitu kalau kita si
kalau emang dianya sopan kami juga bakalan sopan kami ga akan macem macem apalagi kalau di mau  ngasih sedik uangnya”.



Penaliti                       : “Terus yang kalian harapkan dari masyaraka apa ?”.
Pengamen                  : “Kami tidak banyak berharap dari masyarakat kami Cuma
minta pengertiannya aja dari masyarakat”.
Peneliti                       : “Ada tidak pengalaman yang berkesan bagi kalian selama
mengamen ?”.
Pengamen                  : “Ada Bang, waktu  Gw lagi ngamen ya terus ada yang
ngambil pakaian di jemuran, terus ada yang teriak maling-maling gitu, Gw mah asik ja ya maen musik soalnya tu bukan temen gw ini, eh warga pada meneriakin kalo Gw tu temennya maling tadi yaudah Gw ikutan lari juga dari pada Gw di gebukin di situ. Untungnya gw bisa kabur jadi selamet dah gw”.
Peneliti                       : “Owh Gitu,,Kalau katangkep u bisa di hajar masa tu. Oke deh
makasih ya uda mau ngeberi info ke kami tentang kehidupan kalian, berkat kalian kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini”.
Pengamen                  : “Owy Bang sama-sama biar gw pengamen gw juga masi
punya hati”.



            Adapun foto waktu observasi pada saat melaksanakan kami masukan ke dalam lmpiran.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Setelah kami melakukan penelitian tentang kehidupan anak jalanan yang di singkat menjadi  ANJAL khususnya pengamen jalanan ternya pengamen itu terbagi menjadi beberapa bagian yang di antaranya : Pengamen Baik, Pengamen Tidak Baik, Pengamen Pengemis, Pengamen Pemalak / Penebar Teror, Pengemen Penjahat, Pengamen Cilik / Anak-Anak.
                Sebagian besar banyaknya para pengamen di picu karena masah ekonomi mereka, buruknya lapangan pekerjaan di negri ini membuat mereka menjadi pengamen jalanan, orang-orang menjadi pengamen jalanan ialah orang-orang dari berbagai daerah di indonesia yang sengaja datang ke kota-kota besar yang mempunyai  niat untuk mendapatkan pekerjaan tetapi kurangnya lapangan pekerjaan untuk mereka dan skil yang meraka punya pun belum bisa bersaing dengan yang lain, sehingga mereka putus asa dan memilih menjadi pengamen jalanan sebagai mata pencarian mereka.

3.2 Saran  saran
                Dalam makalah yang kami yang bejudul Anak Jalanan atau ANJAL yang di khususkan ke pada pengamen jalanan kami memiliki dua [2] saran yaitu untuk para pengamen jalanan dan para masyarakat.
                Untuk Para pengamen jalanan setelah kami melakukan penelitian sebenernya sebagian besar dari kalian para pengamen jalanan datang ke kota-kota besar tidak mau menjadi pengamen sebagai pekerjaan sehari-hari, tepapi buruknya lapangan pekerjaan yang membuat kalian menjadi pengamen jalanan. Untuk itu kami memberi saran kepada kalian kalau memang belum mempunyai kemampuaan untuk bersaing mendapatkan pekerjaan lebih baik jangan datng dulu ke kota-kota besar lebih baik bekerja di daearah sendiri pasti orang tua anda lebih bangga dengan anda di  bandingkan harus datang ke kota dan kehidupan anda menjadi tidak jelas seperti ini.
                Untuk masyarakat bila menemui para pengamen dan apa lagi pengamen itu masih muda-muda dan gagah-gagah masih kuat untuk bekerja sebaiaknya tidak usah di beri uang karena itu bisa membuat mereka makin malas mencari pekerjaan, dari pada memberikan uang kepada para pengamen jalanan yang seperti itu dan biasanya para pengamen itu ada yang mengkoordinir jadi hasil yang mereka dapat itu harus di bagi lagi kepada orang yang mengkoordinir mereka, lebih baik di berikan saja kepada pengemis tua yang sudah tidak mampu untuk bekerja lagi.











Lampiran





Daftar Pustaka

Anarita, Popon, dkk, Baseline Survei untuk Program Dukungan dn Pemberdayaan Anak Jalanan di Perkotaan (Bandung), Bandung: Akatiga-Pusat analisis sosial, 2001.
Arief, Armai, “ Upaya Pemberdayaan Anak Jalanan Dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Sosial dan Stabilitas Nasional”, Dalam Jurnal Fajar, LPM UIN Jakarta, Edisi 4, No.1, November 2002.
Direktorat Pemberdayaan Peran Keluarga Dirjen Pemberdayaan Sosial, Standarisasi Pemberdayaan Peran Keluarga, Jakarta: Depsos, 2002.
Goode, William J, Sosiologi Keluarga, Jakarta: Bumi Aksara, Cet IV, 1995.
Sunusi, Makmur, Anak Terlantar Dalam Perspektif Pekerjaan Sosial, Endang WD BM, Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta Dalam Penanganan Anak Terlantar, Makalah Dalam Seminar Nasional ‘Penanganan Anak Terlantar Berbasis Keluarga”, Jakarta: UMJ, 12 April 2003.




Sabtu, 27 Oktober 2012

Sejarah Linux


SEJARAH LINUX


Sistem Operasi Linux terus berkembang dan menempati sebagai OS  yang banyak diminati, Linux telah berhasil mendapatkan cukup banyak popularitas karena fitur unik seperti perangkat lunak bebas dan mendukung pengembangan sumber terbuka.
Sistem operasi Linux adalah salah satu OS populer digunakan dengan pengembangan open source pendukung perangkat lunak gratis. Awalnya dirancang untuk mikroprosesor  Intel 80386, Linux sekarang berjalan pada berbagai arsitektur komputer dan telah menyebar secara luas.
Sistem operasi komputer bertipe Unix yang menggunakan Linux kernel dikenal sebagai sistem operasi linux. Dalam sejarah Linux, Pada tahun 1991, Linus Torvalds mulai menulis kernel Linux, setelah sekitar 250 programmer berkontribusi dengan kode kernel. Richarad Stallman seorang pengembang software Amerika, yang merupakan bagian dari proyek GNU,  menciptakan General Public License, yang didistribusikan Linux. Utilitas dan Pustaka Linux datang dari sistem operasi GNU.
Dengan istilah  perangkat lunak bebas, berarti bahwa Sistem Operasi Linux dapat disalin dan disebarluaskan dalam bentuk modifikasi atau tidak  tanpa banyak pembatasan. Linux dilisensikan dibawah hakcipta GNU General Public License (GPL) salah satu jenis lisensi open source. Lisensi ini telah dicatat oleh Free Software Foundation (FSF), bertujuan untuk mencegah setiap individu atau perusahaan dari pembatasab penyebaran kode-kode aplikasi.
Distribusi sistem operasi Linux merupakan sebuah proyek yang mengelola koleksi perangkat lunak Linux dan instalasi OS. Termasuk perangkat lunak sistem dan aplikasi perangkat lunak dalam bentuk paket dan instalasi dan konfigurasi awal rincian. Ada sekitar 300 distribusi sistem operasi Linux yang berbeda. (Baca Macam-macam Linux: Sistem Operasi Distribus Linux), yang paling menonjol dari distribusi sistem operasi Linux adalah Fedora, Red Hat, dan Mandrake. Sebagian besar yang didistribusikan sistem operasi Linux mendukung berbagai bahasa pemrograman misalnya Perl, Python, Ruby dan bahasa pemrograman dinamis lainnya. sistem opersi Linux mendukung sejumlah Java virtual machine dan pengembangan kit dan juga C++ compiler.

A.    Sejarah Sistem Operasi Linux

Sejarah kemunculan UNIX dimulai pada tahun 1965 ketika para ahli dari Bell Labs, sebuah laboratorium milik AT&T, bekerja sama dengan MIT dan General Electric membuat sistem operasi bernama Multics(sudah pernah dengar belum?). Nah, sistem operasi Multics ini awalnya didesain dengan harapan akan menciptakan beberapa keunggulan, seperti multiuser, multiprosesor, dan multilevel filesystem. Namun pada tahun 1969, AT&T akhirnya menghentikan proyek pembuatanMultics karena sistem operasi Multics ini sudah tidak memenuhi tujuan semula. Dengan kata lain, proyek ini mengalami hambatan karena dalam kenyataannya Multics banyak terdapat bugs dan sulit sekali dioperasikan.
Beberapa programmer Bell Labs yang terlibat dalam pembuatan dan pengembangan Multics, yaitu Ken Thompson, Dennis Ritchie, Rudd Canaday, dan Doug Mcllroy, secara tidak resmi tetap meneruskan proyek pengembangan Multics. Dan akhirnya sampailah pada sebuah sistem operasi generasi penerus dari Multics bulan Januari 1970 yang diberi nama UNIX.
Adapun generasi baru Multics ini memiliki lebih banyak keuggulan dibandingkan saudara tuanya. Nama UNIX diberikan oleh Brian Kernighan untuk memberi penegasan bahwa UNIX bukanlah Multics (tidak sama). UNIX akhirnya memiliki keunggulan seperti yang diharapkan pada awal penciptaannya. Yaitu:
§  Multilevel Filesystem
§  Multiuser dan Multiprosesor
§  Desain arsitektur yang independen terhadap suatu hardware
§  Berbagai device dapat dianggap sebagai file khusus
§  Memiliki user interface yang sederhana
§  Cocok untuk lingkungan pemrograman
§  Memiliki utilitas yang dapat saling digabungkan
Setahun setelahnya, UNIX dapat dijalankan pada komputer PDP-11 yang memiliki memory 16 KB dan sebuah disk berukuran 512 KB. Pada waktu itu source codenya UNIX masih ditulis dalam bahasa mesin (assembler). Kemudian pada tahun 1973, source code UNIX ditulis ulang dalam bahasa C yang dibuat oleh Dennis Ritchie.
Tujuan Mr. Ritchie mengubah source code UNIX ke dalam bahasa C tak lain dan tak bukan karena bahasa C didesain multiplatform dan bersifat fleksibel. Dengan dirubahnya source code ke dalam bahasa C, maka UNIX dapat dikembangkan dan dikompilasi ulang ke berbagai jenis komputer. Sejak saat itu dibuatlah berbagai macam varian UNIX yang sengaja didesain untuk jenis komputer tertentu.
Setahun kemudian, karena merasa UNIX sudah cukup matang, maka Thompson dan Ritchie mempublikasikan sebuah paper tentang UNIX. Ternyata UNIX mendapat sambutan yang sangat luar biasa dari lingkungan perguruan tinggi. Dan UNIX lah yang menjadi sistem operasi favorit di lingkungan perguruan tinggi.
Awalnya, sistem operasi UNIX ini didistribusikan secara gratis di dunia pendidikan, namun setelah banyak digunakan oleh korporasi industri dan bisnis (karena kehandalannya menangani bidang jaringan (networking), UNIX akhirnya diperdagangkan dan dipatenkan). Dalam perkembangan selanjutnya, UNIX dan varian-variannya yang dikomersialkan menjadi suatu sistem operasi yang cukup mahal pada saat itu(namun ada beberapa yang gratis karena dikembangkan dengan semangat openSource), hal ini disebabkan karena kestabilan, mampu mengerjakan program multitasking dan dapat digunakan oleh beberapa user secara bersamaan.
Adapun varian UNIX yang dikomersialkan dan populer karena kehandalannya seperti BSD 4.1 (1980), SunOS, BSD 4.2, SysV(1983), UnixWare dan Solaris 2(1988), dan lainnya. Dan yang dikembangkan dengan semangat openSource atau free diantaranya: FreeBSD, OpenBSD, NetBSD, Mnix, Hurd
Nama sistem operasi Linux diambil dari nama seorang mahasiswa University of Helsinki, Linus yang kemudian disebut sebagai bapak sistem operasi linux. Linus dilahirkan di Helsinki, Finlandia pada tanggal 28 Desember 1969. Orang yang disebut sebagai Bapak Linux(LINus UniX) ini, sudah mengenal bahasa pemrograman pada umurnya yang ke 10. Saat itu ia sering mengutak-atik komputer kakeknya, Commodore VIC-20. Karena hobinya dalam dunia komputing, 1988 Linus diterima di Univerity of Helsinki dan pada tahun 1990, Linus memulai kelas pemrograman C pertamanya. Pada tahun 1991, Linus tidak puas terhadap sistem operasi yang ada pada PC pertamanya (MS-DOS atau Disk Operation System), OS buatan Microsoft.
Linus lebih cenderung untuk menggunakan sistem operasi UNIX seperti yang dipakai komputer milik universitasnya. Akhirnya ia mengganti sistem operasi openSource Minix yang berbasiskan UNIX. Adapun Minix ini merupakan sistem UNIX kecil yang dikembangkan oleh Andrew S. Tanenbaum, seorang professor yang menggeluti penelitian masalah OS dari Vrije Universiteit, Belanda. Adapun Minix ini digunakan untuk keperluan pengajaran dan pendidikan.
Namun Linus merasa bahwa Minix masih memiliki banyak kelemahan. Dan mulai saat itu, di usianya yang ke-23, Linus mulai mengutak-atik kernel Minix. Dan ia mulai mengembangkan sistem yang kompatibel dengan IBM PC. Pada bulan Agustus 1991, lahirlah Linux 0.01 hasil oprekan Linus, dan pada tanggal 5 Oktober 1991, secara resmi Linus mengumumkan Linux 0.02 yang hanya dapat menjalankan BASH dan gcc compiler. Selain itu, Linus juga mempublikasikan sistem operasi buatannya tersebut lengkap dengan source codenya, yang ternyata disambut dengan sangat antusias oleh para programmer dan developer di seluruh dunia agar dapat di develop bersama-sama.
Sampai saat ini, Linux dibangun oleh berbagai macam komunitas dan jangan heran apabila banyak sekali distro-distro Linux yang beredar. Mulai dari yang berbayar sampai yang gratis, dari untuk pemula sampai tingkat lanjut, dan biasanya dengan banyaknya distro Linux yang beredar akan membuat orang awam bingung untuk memilih distro. Bayangkan, ada beratus-ratus distro yang tercipta atau bahkan beribu-ribu. Namun perlahan tapi pasti, diantara distro-distro Linux ini ada yang menyamai (atau bahkan) melebihi kemampuan dari Sistem Operasi keluarga raksasa (Microsoft) dan dengan semakin mudahnya dan semakin lengkapnya dukungan Linux pada hardware, besar kemungkinan Linux akan menjadi alternatif (atau bahkan sistem operasi utama di dunia).